1520 Sedwick Avenue adalah sebuah kawasan di New York yang diklaim sebagai tempat awal lahirnya komunitas HipHop. “Disinilah kami berasal”, cetus Clive Campbell, salah seorang yang merelakan lantai satu di rumahnya dijadikan sebuah markas untuk berkumpul. “Kebudayaan Hip Hop berawal dan lahir disini, yang nantinya akan tersebar di seluruh dunia, di sinilah kami barasal karena memang kami tidak memiliki tempat lain untuk bertemu, bukan di tempat lain” sahutnya. Selain nama tersebut, terdapat pula nama DJ Kool Herc yang memperkenalkan turntable pada saat itu di sebuah party pada tahun 1973. Pada awal penampilannya, DJ Kool Herc membawakan lagu-lagu dari James Brown, Jimmy Castor, dan Babe Rooth. Kool Herc pula lah yang akhirnya menciptakan scratch dan bunyi-bunyian aneh yang menimbulkan sebuah sensasi yang luar biasa pada saat itu.
HipHop terasa kurang lengkap tanpa MC. Celah inilah yang dilihat oleh Melle Mel, MC pertama pada dunia Hip Hop. Pada awalnya Melle Mel merasa bingung apa yang akan diucapkannya pada penampilan pertamanya tersebut, namun karena dirinya telah dipenuhi kebosanan dengan peraturan-peraturan dari pemerintah yang mengekang, akhirnya Melle Mel mengeluarkan rasa bencinya pada pemerintah dan pandangannya tentang kehidupan lewat lirik-liriknya. Mulai saat itu lah musik HipHop lebih banyak menceritakan tentang kehidupan disekitar masyarakat kulit hitam dan teriakan-teriakan serta protes suara hati mereka kepada pemerintahan yang berlaku tidak adil. Lirik-lirik musik Hip Hop cenderung keras dan tegas. Itulah Hip Hop.
Hip Hop sebagai kebudayaan diperjelas lagi pada tahun 1983 oleh Black Spades yang merupakan anggota dari Afrika Bambaataa dan The Soulsonic Force lewat track yang berjudul “Planet Rock”. Lagu ini merupakan sebuah musik Hip Hop yang menarik karena memiliki perpaduan antara rap yang sederhana dan irama musik disko yang diciptakan melalui drum electronic dan synthesizer. Pada tahun 1985 berulah dengan teknologi stereo, Run DMC, LL Cool J, The Fat Boys, Herbie Hancock, Soulsonic Force, Jazzy Jaz, dan Stetsasonic yang mengeluarkan album-album andalannya sehingga menjadi legenda musik Hip Hop hingga saat ini.
Pencarian
Selasa, 02 Agustus 2011
Hip hop
Hip-hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti. Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya.
Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. "Rapping" kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagaian dari budaya Hip Hop.
Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. "Rapping" kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagaian dari budaya Hip Hop.
Senin, 01 Agustus 2011
Indonesia Hip Hop
Indonesian hip hop is hip hop music performed in Indonesia. Hip hop music began to be produced in Indonesia in the early 1990s, with the first Indonesia artist to release a full-length hip hop album being the emcee Iwa K, who has released five albums to date. Other Indonesian hip hop groups include Boyz Got No Brain and Neo. Many Indonesian hip hop groups rhyme in the Indonesian language, but there are also groups that rhyme in English. Variously, songs often combine formal Indonesian with street slang, youth code, regionally colored pronunciations, and even expressions from regional languages (typically Javanese, Sundanese, or Betawi).[1]
One key feature of Indonesian hip hop that is different compared with American hip hop is that the language used in Indonesian hip hop is more polite and does not use vulgar language, and does not often make references to sex and violence.[2] Moreover, American hip hop originated from a group dissatisfied with racial discrimination. Indonesian hip hop arises from a group that is dissatisfied with authoritarian rule. (After the New Order [Orde Baru])
Themes in Indonesian hip hop music mostly pertain to youth culture, such as boredom (Blake "Bosan"), basketball (Iwa K, "Nombok Dong!"), etc. but range to social protest also. Such as themes about the fate of ordinary and poor people, and critiques of middle-class and elite life, as in songs like Sound Da Clan’s ‘‘Anak Gedongan’’ (Rich kid), Black Skin’s "CewekMatre" (Material chick) and "Nyontek Lagi" (Cheating again), or Neo’s "Borju" (Bourgeois). Other themes have also appeared, such as environmental degradation (Iwa-K, ‘‘Bumi Hari Ini’’ [The Earth today]) and condemnations of governmental corruption (Neo,‘‘KKN’’ [Corruption, collusion, nepotism])
Indonesian hip hop music is a youth subculture. It has been seen as a form of protest against the New Order government's state-imposed understanding of the Indonesian cultural identity. It has largely been condemned by key political figures such as former president B.J. Habibie. In January 1995, Habibie raised objections against organising an Indonesian rap festival.
One key feature of Indonesian hip hop that is different compared with American hip hop is that the language used in Indonesian hip hop is more polite and does not use vulgar language, and does not often make references to sex and violence.[2] Moreover, American hip hop originated from a group dissatisfied with racial discrimination. Indonesian hip hop arises from a group that is dissatisfied with authoritarian rule. (After the New Order [Orde Baru])
Themes in Indonesian hip hop music mostly pertain to youth culture, such as boredom (Blake "Bosan"), basketball (Iwa K, "Nombok Dong!"), etc. but range to social protest also. Such as themes about the fate of ordinary and poor people, and critiques of middle-class and elite life, as in songs like Sound Da Clan’s ‘‘Anak Gedongan’’ (Rich kid), Black Skin’s "CewekMatre" (Material chick) and "Nyontek Lagi" (Cheating again), or Neo’s "Borju" (Bourgeois). Other themes have also appeared, such as environmental degradation (Iwa-K, ‘‘Bumi Hari Ini’’ [The Earth today]) and condemnations of governmental corruption (Neo,‘‘KKN’’ [Corruption, collusion, nepotism])
Indonesian hip hop music is a youth subculture. It has been seen as a form of protest against the New Order government's state-imposed understanding of the Indonesian cultural identity. It has largely been condemned by key political figures such as former president B.J. Habibie. In January 1995, Habibie raised objections against organising an Indonesian rap festival.
Langganan:
Postingan (Atom)